Postingan sebelumnya tentang “Museum Jendela Kebudayaan”
yang didalamnya menyajikan apa saja yang terdapat di taman Museum
Kalimantan Barat. Namun untuk tulisan kali ini sebagai tambahan tulisan
sebelumnya. Selain Lanting,
1. Jangkar.
Jangkar
tersebut merupakan Jangkar Armada Dagang Kapal Asing Abad ke XVI.
Terbuat dari besi dengan ukuran 450 Cm dan Lebar 300 Cm yang memiliki
berat kurang lebih 2500kg. Jangkar tersebut ditemukan di pesisir pantai
Pemangkat, Kabupaten Sambas, pada tahun 1983
2. Miniatur Lancang Kuning.
Lancang
Kuning ini merupakan miniatur berbentuk bidar yang khusus digunakan
oleh Sultan Istana Qadariah Pontianak sebagai alat transportasi.
3. Miniatur Tungku Pembakaran Keramik
Tungku
pembakaran keramik tradisional ini disebut Tungku Naga. Yang merupakan
pabrik keramik pertama di Kalimantan Barat. Didirikan pada tahun 1993 di
Desa Sedau Singkawang. Menurut penelitian para ahli, tungku pembakaran
keramik tradisional seperti ini adalah salah satu yang tersisa di Asia
Tenggara. Pada saat sekarang selain ditemukan di Filipina, benda-benda
keramik hasil produksi Sedau dikenal dengan Keramik Singkawang.
4. Rumah Lungun
Bentuk
dasarnya menyerupai rumah panggung menghadap sungai. Digunakan untuk
menyimpan peti mati yang disebut Lungun Lungu atau peti mati. Terdiri
dari dua bagian atau wadah yang menyerupai peti mati dengan motif burung
Enggang atau Kenyalang dan pinggir awan yang merupakan sarana atau
kendaraan arwah yang meninggal menuju alam baka.
Tutup yang menyerupai atap rumah bermotif Naga dan Biawak yang
menunjukan status sosial atau derajat seseorang dimasyarakat sehingga
status sosial didunia sama kedudukannya di alam baka.
5. Replika Batu Bertulis.
Batu
bertulis ini adalah replika dari batu bertulis yang terdapat di kampung
Pahit Kecamatan Nanga Mahap Kabupaten Sekadau, yang dibuat sekitar abad
IX. Pada bagian depan terdapat tulisan beraksara Pallawa berbahasa
Sanskerta yang intinya berisikan tentang ajaran agama Budha
6. Sandung
Merupakan
tempat untuk menyimpan tulang belulang atau abu jenazah manusia.
Pengangkatan dan penyimpanan tulang belulang dilakukan setelah
dikuburkan selama 1000 hari atau lebih tergantung kemampuan keluarga
yang ditinggalkan. Upacara gawai Sandung/Nyandung dilaksanakan selama 7
hari. Sandung ada yang bertiang 1 hingga 2 atau 4, hal tersebut
melambangkan kemampuan, status sosial. Tradisi Gawai Sandung umumnya
dilakukan oleh suku dayak Kayan Ketungang dan Taman, di Kalbar.
Komentar :
Posting Komentar