Chiang Rai - Definisi cantik kerap berbeda di beberapa
negara. Sayangnya, cara menjadi cantik tidak selamanya mudah. Saat
traveling ke 5 negara ini, wisatawan bisa melihat 5 tradisi menyakitkan bagi wanita demi tampil cantik.
Ada yang bilang gendut itu cantik, ada pula yang mengatakan bahwa wanita putih itu cantik. Dari seluruh negara, ada 5 tradisi menyakitkan bagi wanita untuk menjadi cantik, demikian ditengok dari Road Tickle, Kamis (24/10/2013).
Ada yang bilang gendut itu cantik, ada pula yang mengatakan bahwa wanita putih itu cantik. Dari seluruh negara, ada 5 tradisi menyakitkan bagi wanita untuk menjadi cantik, demikian ditengok dari Road Tickle, Kamis (24/10/2013).
1. Kaki mini
Selama puluhan abad lampau, China punya
standar tersendiri mengenai wanita cantik. Menurut mereka, cantik
terletak di kaki. Semakin kecil, semakin cantik. Kecilnya kaki juga
berpengaruh pada ketertarikan seksual. Mungkin ini hal yang indah
dipandang bagi kaum pria, tapi tidak bagi para wanita.
Mereka harus berjuang panjang demi mendapat predikat cantik. Saat masih kecil, tulang telapak kaki mereka sudah harus dipatah-patahkan demi bisa dibebat dan membentuk struktur kaki yang baru. Karena pertumbuhan kuku yang tak terelakkan, banyak wanita yang merasa kesakitan tak berujung. Tradisi ini sudah tidak dipraktikan, namun wisatawan masih bisa berjumpa perempuan tua yang dulu mengalami hal ini.
Mereka harus berjuang panjang demi mendapat predikat cantik. Saat masih kecil, tulang telapak kaki mereka sudah harus dipatah-patahkan demi bisa dibebat dan membentuk struktur kaki yang baru. Karena pertumbuhan kuku yang tak terelakkan, banyak wanita yang merasa kesakitan tak berujung. Tradisi ini sudah tidak dipraktikan, namun wisatawan masih bisa berjumpa perempuan tua yang dulu mengalami hal ini.
2. Kalung leher
Kalung memang bisa membuat wanita
tampil lebih cantik. Tapi apa jadinya jika kalung ini terus bertambah di
setiap tahunnya dan menjadikan leher wanita menjadi panjang seperti
jerapah. Standar cantik bagi wanita adalah jika memiliki leher panjang,
dan standar ini berlaku di beberapa bagian di Asia seperti Thailand atau
di Afrika.
Awalnya, para gadis telah mengenakan beberapa kalung selebar leher berwarna emas semenjak mereka kecil. Kemudian, kalung ditambah satu per satu seiring bertambahnya umur. Semakin tua, semakin panjang leher. Para wanita ini tidak bisa melepaskan kalung lehernya karena tulang leher mereka sudah meregang dan tidak bisa menopang lagi.
Awalnya, para gadis telah mengenakan beberapa kalung selebar leher berwarna emas semenjak mereka kecil. Kemudian, kalung ditambah satu per satu seiring bertambahnya umur. Semakin tua, semakin panjang leher. Para wanita ini tidak bisa melepaskan kalung lehernya karena tulang leher mereka sudah meregang dan tidak bisa menopang lagi.
3. Piring di bibir
Menindik bibir bukanlah hal aneh
karena banyak suku yang telah menerapkan tradisi ini sejak dahulu.
Namun, menaruh lempengan di bibir bukanlah hal yang biasa ditemui.
Setidaknya ada 6 data yang menyebutkan bahwa suku-suku kuno menerapkan
sistem menaruh lempengan di bibir, baik di bibir atas ataupun di bibir
bawah.
Lempengan bibir ini mungkin terlihat aneh bagi Anda, tapi tidak bagi para suku yang menganut. Menurut mereka, wanita terlihat lebih cantik dengan lempengan bulat besar di bibir mereka. Beberapa suku yang masih menerapkan sistem kecantikan seperti ini ada di sepanjang Sungai Amazon dan Afrika.
Lempengan bibir ini mungkin terlihat aneh bagi Anda, tapi tidak bagi para suku yang menganut. Menurut mereka, wanita terlihat lebih cantik dengan lempengan bulat besar di bibir mereka. Beberapa suku yang masih menerapkan sistem kecantikan seperti ini ada di sepanjang Sungai Amazon dan Afrika.
4. Korset super ketat
Bersyukurlah para wanita yang
hidup di masa kini. Karena pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20,
wanita yang memiliki pinggang kecil dianggap cantik. Korset menjadi
benda yang tak bisa lepas dari tubuh wanita terutama di Barat. Menurut
para pria, tubuh wanita yang bagus adalah yang seperti jam pasir.
Namun ada yang menanggapi hal ini dengan terlalu serius, sehingga ada wanita yang mengenakan korset dengan sangat ketat. Bahkan ada juga wanita yang meminta tulang rusuknya diangkat agar memudahkan pembentukan tubuhnya jadi seperti jam pasir. Wanita dengan pinggang sangat kecil ini kebanyakan meninggal saat melahirkan.
Namun ada yang menanggapi hal ini dengan terlalu serius, sehingga ada wanita yang mengenakan korset dengan sangat ketat. Bahkan ada juga wanita yang meminta tulang rusuknya diangkat agar memudahkan pembentukan tubuhnya jadi seperti jam pasir. Wanita dengan pinggang sangat kecil ini kebanyakan meninggal saat melahirkan.
5. Ikat tengkorak kepala
Ada yang menganggap
kecerdasan intelektual berpengaruh langsung pada kecantikan. Maka
hadirlah tradisi bebat kepala. Tradisi ini dianut oleh banyak suku kuno
seperti yang ada di Mesir kuno, Australia, Amerika Utara, suku Hun, Maya
dan beberapa etnis di Jerman kuno.
Biasanya, kepala mereka sudah dibebat sejak bayi, sejak tulang tengkorak masih belum terlalu keras. Anak berumur 1 bulan langsung dibebat kepalanya, dengan ikatan sedemikian rupa sehingga membuat kepala mereka tidak bulat melainkan lonjong. Tengkorak yang demikian menjadi simbol kecerdasan dan intelegensi.
Biasanya, kepala mereka sudah dibebat sejak bayi, sejak tulang tengkorak masih belum terlalu keras. Anak berumur 1 bulan langsung dibebat kepalanya, dengan ikatan sedemikian rupa sehingga membuat kepala mereka tidak bulat melainkan lonjong. Tengkorak yang demikian menjadi simbol kecerdasan dan intelegensi.
Komentar :
Posting Komentar