Popular post

Flag Counter

Minggu, 13 Oktober 2013

Gemerlapnya Tengah Kota Nol KM Yogyakarta

Kawasan wisata yang satu ini pasti tidak akan pernah terlewatkan oleh wisatawan yang datang ke kota Yogyakarta, walaupun mungkin tidak semua wisatawan sadar bahwa mereka sedang berada atau sedang melewati sebuah area bernama “Kawasan Nol Kilometer”. Area di sekitar perempatan besar tempat pertemuan Jalan Jenderal Ahmad Yani, Jalan Senopati, Jalan Trikora, dan Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan ini memang punya beberapa sebutan, misalnya, saat ini orang banyak yang mengatakan tempat itu sebagai Perempatan Kantor Pos Besar, Perempatan BI, dan wilayah di depan Gedung Agung. Kawasan ini bahkan pernah disebut sebagai Simpang Air Mancur oleh warga kota Yogya sendiri sebab pada tahun 1970-1980an di tengah perempatan besar itu ada air mancurnya. Air mancur itulah yang disebut-sebut sebagai titik nol Kota Yogyakarta yang menjadi patokan dalam menentukan jarak antara Yogyakarta dengan daerah-daerah lainnya. Sayangnya, seiring dengan pertambahan penduduk yang berakibat semakin padatnya lalu lintas, air mancur itu kemudian dihilangkan.
Mengenai titik nol itu sendiri, sebenarnya masih ada beragam pendapat. Beberapa orang menyebut Tugu Pal Putih yang berada di ujung utara Jalan Mangkubumi sebagai penanda titik nol di Yogyakarta, hal ini dikarenakan Tugu Pal Putih sering disebut sebagai lambang Kota Yogyakarta. Ada juga yang mengatakan bahwa titik nol di Kota Yogya adalah Kraton Yogyakarta yang menjadi pusat kerajaan. Sementara yang lain berpendapat bahwa titik nol terletak di alun-alun utara tepat di tengah-tengah dua pohon beringin yang ada di alun-alun tersebut. Terlepas dari perdebatan tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta telah menetapkan wilayah yang berada dalam radius 100 meter dari titik di perempatan yang dulunya sebagai tempat air mancur itu sebagai Kawasan Nol Kilometer.  

Sesuai dengan ketetapan tersebut, Kawasan Nol Kilometer menjadi kawasan wisata yang mengandung unsur sejarah dan arsitektural yang unik. Beberapa bangunan dengan arsitektur yang unik berada dalam kawasan ini antara lain Gedung Kantor Pos Besar, Gedung Bank BNI, Gedung Bank Indonesia, Benteng Vredeburg, dan Gedung Agung. Selain itu, di kawasan ini terdapat juga Monumen Serangan Umum Satu Maret yang menjadi monumen pengingat salah satu perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu.

Dinamika Kota Yogyakarta
Sebagai sebuah ruang publik, Kawasan Nol Kilometer bisa bercerita banyak tentang dinamika kota Yogyakarta. Jika Anda menyempatkan diri duduk sejenak di kursi-kursi beton di antara taman yang menghias kawasan ini, Anda akan segera menyadari nafas gerak kota Yogyakarta. Di kawasan ini, berbagai macam orang berkumpul. Siang maupun malam hari, wisatawan lalu lalang bercampur dengan teriakan para pedagang kaki lima. Anak-anak muda dan remaja yang suka nongkrong duduk berbarengan menikmati hasil-hasil karya seniman Yogyakarta. Di pelataran Monumen Serangan Umum Satu Maret, sering diadakan konser musik bagi para wisatawan. Rombongan pengamen berperalatan musik lengkap, dengan jenis musik yang merentang dari keroncong hingga jazz, bergantian menghibur wisatawan. Tak ketinggalan komunitas-komunitas warga Yogya, seperti komunitas sepeda onthel, komunitas fotografer, dan komunitas pemilik motor antik, ikut meramaikan suasana di Kawasan Nol Kilometer. Meskipun begitu, trotoar yang luas dan taman yang asri membuat kawasan ini tidak terkesan berantakan.
Gedung-gedung berarsitektur kolonial yang megah dan terkesan klasik berhiaskan lalu lintas yang ramai dengan berbagai jenis kendaraan. Di bagian selatan perempatan Anda akan melihat alun-alun selatan yang luas dengan bangunan Kraton bersejarah di sisi selatan. Di sisi lain, Kraton Yogyakarta yang bercirikan budaya tradisional itu berseberangan lurus dengan wilayah Jalan Ahmad Yani dan Jalan Malioboro di sebelah utara perempatan yang selalu hiruk pikuk dengan kesibukan perdagangan modern.
Sering mendengar sebutan Kota Pendidikan dan Kota Budaya bagi Yogyakarta? Berjalanlah lurus ke arah timur dari Kawasan Nol Kilometer menyusuri Jalan Senopati. Tak lama Anda akan menemukan sebuah kawasan Kompleks Taman Pintar yang berisikan Taman Pintar, sebuah taman baru yang menggabungkan permainan dan pendidikan, Shopping Center, pusat penjualan buku di Yogyakarta, dan Taman Budaya dengan Gedung Societet-nya, tempat seniman-seniman kota Yogya secara rutin menampilkan hasil kreasi seni mereka. Jika Anda memilih berjalan ke arah barat dari Kawasan Nol Kilometer, Anda akan sampai di bagian utara dari Kampung Kauman, sebuah kawasan perkampungan yang memiliki peran besar dalam sejarah Islam di Indonesia sebagai tempat lahirnya Muhammadiyah.  
Itulah wajah Kota Yogyakarta: yang tua, klasik, mapan dan matang dengan sejarah, berkelindan dengan yang muda, enerjik, ramai, dan modern. Di Kawasan Nol Kilometer inilah, sebenarnya, wisatawan bisa merasakan nuansa Yogyakarta masa kini.

Objek Wisata Pendidikan
Objek wisata Kawasan Nol Kilometer mudah sekali dicapai sehingga nyaris tidak akan terlewatkan oleh setiap wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta. Kawasan ini terletak di ujung selatan jalan Jendral Ahmad Yani yang merupakan bagian dari Kawasan Malioboro (tidak banyak yang menyadari bahwa Kawasan Malioboro terdiri dari dua ruas jalan yaitu Jalan Malioboro di sebelah utara dan Jalan Jenderal Ahmad Yani di bagian selatan). Untuk transportasi, Anda bisa naik bus umum jalur 4 menuju Malioboro atau naiklah bus Trans Jogja ke arah yang sama.
Di kawasan ini, wisatawan bisa banyak menggali sejarah bangsa atau pun hanya ingin menikmati bentuk arsitektur kolonial dari bangunan-bangunan yang ada di sekitar kawasan ini. Gedung Agung dan Benteng Vredeburg merupakan saksi-saksi bisu sejarah bangsa Indonesia. Sementara, deretan gedung Bank Indonesia, Kantor Pos Besar, dan Bank BNI, memberikan pemandangan arsitektur khas peninggalan masa kolonial di Indonesia.

Pentas-pentas musik sering diadakan di pelataran Monumen Serangan Umum Satu Maret dan instalasi-instalasi karya seni biasanya dipajang di Kawasan Nol Kilometer jika ada perhelatan para seniman, semisal Biennale, diselenggarakan. Karya-karya seni ini bisa menjadi hiburan tersendiri yang mungkin jarang didapatkan di tempat wisata lain. Selain itu, wisata budaya, seni, sejarah, dan pendidikan lainnya juga terletak tak jauh dari kawasan ini, Anda bisa mencapai tempat-tempat wisata seperti Taman Pintar, Taman Budaya, Kraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, dan Kampung Kauman hanya dengan berjalan kaki dari kawasan Nol Kilometer. Ada begitu banyak hotel dan penginapan dengan berbagai tarif di sekitar kawasan ini sehingga Anda tidak perlu risau soal akomodasi.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Gemerlapnya Tengah Kota Nol KM Yogyakarta”

Posting Komentar

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by free Blogger template